Kotak Aspirasi

Mungkin anda punya uneg-uneg kepada kami atau manajemen TPK Koja yang Insya Allah nanti akan kami tampung dan rekomendasikan kepada pihak-pihak terkait. Silahkan tulis disini……

38 Tanggapan

  1. Inforrmasi terkini tentang security…..

    Pagar BRC di B.12 telah dibongkar sebanyak 4-5 x 2,7 meter oleh pihak PT.Graha segara tanpa sepengetahuan dan kordinasi dengan pihak terkait di TPK Koja (Safety&Security,Opster,Tehnik).

  2. Terima Kasih pak atas infonya…..info outsourching satpam nga sekalian pak?

  3. namanya juga kita mah sapi perahan jadi seperti itulah Pak, mau diapa-apain juga terserah fihak mustakbirin jadi posisikanlah kita sebagai kaum mustadafin/doif…. tetap semangat dalam SP TPK Koja semoga hari esok kita bisa punya nilai tawar dihadapan kaum mustakbirin… amien.

  4. amien pak…terima kasih terus dukung kami pak

  5. bagaimana perkembangan rencana merger TPK Koja dengan JICT?
    kalau rencana merger tersebut bisa terlaksana maka semua tuntutan yang SP ajukan ke dewan direksi koja dengan sendirinya akan terwujud dikarenakan JICT sudah mempunyai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi dibandingkan dengan koja dan struktur organisasi yang lebih baik sehingga perkembangan orgasasi koja jugapun bisa berjalan dengan baik pula

  6. Tinggal nunggu waktu mas….kami sependapat dengan anda…terima kasih ya

  7. Hidup sp tpkkoja. semoga dengan adanya tempat menyampaikan aspirasi ini sp tpkkoja bisa jauh lebih cerdas bijaksana berani dan lebih maju, hingga apa yang kita cita-citakan bersama yaitu kesejahteraan bisa lebih cepat terwujud. tapi sekedar nanya nih pak admin… di blog ini ada halaman “buku tamu” dan halaman “aspirasi”. kenapa tidak di gabung aja pak.

  8. Terima kasih komentar kami tampung.

  9. begini pak..saya punya usul bagaimana bila spnya kita merger terlebih dahulu..supaya kita kuat dibidang sdm dan organisasinya. kita dapat fight terhadap manajemen kita dengan trik yang kita adopsi dari teman2 kita di sp jict. kan orang2 yang kita hadapi hampir sama dengan yg dihadapi teman2 kita di sp jict..itu cuma usulan ya…

  10. terima kasih atas usulannya…akan kami bahas nanti pada saat rapat

  11. Teman kita ada yang menulis “pengurus SP harus direformasi……”
    SP TPK Koja menjawab, mekanisme telah diatur dalam pemilihan ketua umum, jadi….. pengurus SP dipilih oleh Ketua Umumnya secara langsung di Musker yang diadakan setiap 3 tahun sekali…….cobalah mas ikut menjadi perwakilan…..kami tunggu loh kalau mau berpartisipasi

  12. Dengan Menghapus “Usulan Reformasi SP” Kenapa Dihapus..??? (ini dalam rangka kolom ilmiah lho mas). Pengurus yang sekarang itu intinya harus diperkuat dengan mengundang rekan2 yang lain yang punya bobot Inputan buat kebijakan SP TPK Koja yang tercinta ini.

    Pengurus SP TPKK harus direformasi dengan menempatkan semua perwakilan divisi/bagian berada dalam kepengurusan Inti Serikat Pekerja, sehingga kesolidan dan kekuatan bisa terwujud. Jangan ada dikotomi dan single mayority tapi kita adalah sama. Jangan seperti di PBB (UN) yang terkenal dengan โ€œthe BIG Fiveโ€ sehingga tidak mencerminkan demokrasi (musyawarah mufakat). UUD 45 saja bisa di amandemen apalagi Organisasi SP yang lahir dari pekerja dan maju bersama pekerja. Segeralah untuk direformasi karena suara aspirasi mereka juga harus direspon untuk menjadi bahan pertimbangan kebijakan organisasi. Terimakasih semoga SP TPK Koja tetap bersatu dalam visi misi yang sama yaitu membela hak-hak pekerja yang terdzolimi. Wassalaam.

  13. Cleaning Service pun sekarang sedang membentuk SBSI Kopkar TPK Koja,…. meskipun hanya beberapa orang aja yang menjadi pengurus dan anggotanya. tanggal 2-3 Desember 2007 mereka akan mengadakan silaturahmi dan outbound di Puncak Sukabumi. … ada apa dengan Koperasi yah..? ini pun harus di Reformasi yah…

  14. mohon diperjelas pak maksudnya reformasi diatas?

  15. Sebenarnya ada bagusnya para outsourching kopkar tpkkoja membentuk SBSI dan mengadakan silaturahmi disertai outbound untuk penyegaran,seharusnya ada perwakilan dari sp tpk koja diikutsertakan untuk saling memberi masukan-masukan. serta berbagi pengalaman,

  16. Ketika suasana hening, aku tertegun… dimana mereka? Apa yang telah diperbuat mereka selama ini atas kebuntuan tuntutan para pekerja yang sedang mengadu nasib agar hidup mereka lebih baik taraf kesejahteraannya? tiap bulan kehidupan kami selalu tambal sulam untuk menutupi nafkah keluarga kami. Katanya ini perusahaan kelas “International” dengan pemilik saham yang berkelas “International” pula. Tapi para pekerja menjadi tidak bangga dengan dirinya sendiri alias kurang pede atas status KSO-nya tersebut. PT. Titik berbeda THP yang diterima dengan KSO Titik pula. Padahal pemilik sahamnya sama-sama pula. ADA APA INI… Konspirasi Apa yang sedang dimainkan…? silahkan tebak..

  17. saya mau nanya..kenapa ya manajemen tpk koja tidak mau berjuang juga buat kita2? dilihat dari sisi agama, PAHALANYA besar banget loh..dilihat dari sisi kemanusiaan..mereka dapat respect kita..GOOD BOS..dilihat dari finansial, mereka juga akan lebih SEJAHTERA dari kita2. apa MEREKA SUDAH TIDAK PEDULI? TIDAK PUNYA HATI NURANI? ATAU BUKAN MANUSIA??????

  18. Di Indonesia mah masih menganut BUDAYA sistem Sekuler, jadi tidak pernah dihubungkan bahwa KERJA itu IBADAH sehingga berdampak pada PAHALA (Ridlo Alloh dengan mengkaruniakan Jannah), sehingga memperjuangkan hak-hak pekerja itu bukan ibadah tapi suatu hal dengan pertimbangan UNTUNG & RUGI (sudut pandang Materilialistik) tidak berorientasi ukhrowi. Sehingga taruhannya bukan syahid karena berjuang tidak berlandaskan Ibadah (Tauhidulloh), itulah ciri pemimpin yang AMANAH yang selalu bersama dengan rakyatnya ketika ia suka maupun duka (PEKERJA).

  19. (nyamuk2 nakal, saya mau tanya… ) pertanyaannya apa muk….? itulo mas tentang PROGRESS KERJA SP TPK KOJA hingga saat ini APA yah..? Tolong donk kasih tahu ..kami, karena SP TPKK bagi saya adalah orangtua asuh / tempat kami untuk berbagi permasalahan menyangkut suasana dan perkembangan dari tempat kita bekerja…. makanya kami butuh tahu juga RENCANA kedepannya APA yah..dari program SP TPKK? (Terimakasih Pak Admin, semoga jawabannya bukan dari pribadi tapi resmi dari Pengurus SP TPK KOJA yang original).

  20. apasih teu’s rewards??? ada info apakah dari rekan2 di SP TPK KOJA. thanks..

  21. untuk bpk. ione……..bisa main ke sekretariat agar bisa lebih dekat kenal dengan kami dan tahu progress kerja kami…..kami tunggu yah…..

  22. P’ ione, kita hrs bersyukur dgn adanya media web blog SP TPKK ini sebenarnya web SP ini ADA untuk dijadikan sbg media informasi dan silaturahmi antara pengurus dan anggota SP. kalo saya boleh informasikan karena disekretariat SP sangat terbatas pengurus yang standby disana sehingga anggotapun kurang bisa mengakses lebih dalam/detail tentang seputar info teraktual (program progress kerja) karena ada beberapa info yg harus off the record (tidak bisa dipublish di web ini). InsyaAlloh tahapan baik ini semoga silaturahmi diantara kita bisa lebih kokoh dan erat dimasa yang akan datang. (Amien) Gitu ya pak Admin?

  23. semoga komentar bapak ahmad dapat mencerahkan bapak ione, thx bro

  24. Berkaitan dengan perwakilan di SP?apakah ada masa berlakunya/masa jabatannya seperti DPR RI?karena sepengetahuan saya dari awal SP Koja berdiri belum ada pergantian perwakilan untuk SP dimasing-masing Bagian?mohon jadi pertimbangan?Sehubungan dengan perkembangan dari apa yang diperjuangkan oleh SP Koja apakah anggaota yang harus bertanya bukannya sudah menjadi kewajiban SP memberikan informasi kepada semua anggota SP berkaitan dengan hal tersebut dan bagaimana anggota bisa memberikan masukkan yang maksimal kalau informasi yang diterima oleh anggota sepotong-sepotong bukan begitu pa?

  25. Saya mendukung usulan dari mas boy agar perwakilan SP dimasing2 bagian diganti, karena yg saya lihat perwakilan yang sekarang ini tidak pro aktif dan kurang tanggap atas informasi informasi terkini dari SP, tks

  26. usulan yang baik tuh mba…..memang seharusnya perwakilan dari tiap2 bagian merupakan penyambung informasi antara SP dan anggotanya

  27. Saatnya SP TPKK mengubah paradigmanya yang masih berbau ORLA-ORBA menuju Revolusi Struktural yang lebih “MERAKYAT” sehingga denyut nadi para pekerja bisa lebih teraspirasikan melalui perwakilan tiap Divisi/Bagian. Hidup SP TPKK semoga tetap komitmen dengan awal berdirinya untuk KITA dari KITA kepada KITA.(Sejahtera Lahir Bathin).

  28. Akankah SP berubah atau tetap dengan pendiriannya (!) Hanya merekalah yang dibutakan mata hatinya kalau tidak mau berubah. Saatnya untuk berubah dong … Ok. Hidup SP TPK Koja (semoga lebih kokoh, aspiratif, akomodatif dan prestatif dalam perjuangan).

  29. Bagaimana nih hasil RUPS bagi kesejahteraan pekerja, manajemen dan direksi karena inilah awal kebersamaan diantara kita, karena kita tidak bisa menutup sebelah mata bagaimana perubahan-perubahan ekonomi disekeliling kita. semoga SP tanggap ya akan kebutuhan tsb.

  30. saya mau tanya, gimana hasil rups apakah semua tuntutan kita terealisasi ? tolong dong dipubikasikan kepada rekan – rekan yang lain, jgn hanya kalo ditanya dijawab. Dan mengenai teus reward gimana perkembangannya. terimakasih

  31. saya mau tanya, gimana hasil rups apakah semua tuntutan kita terealisasi ? tolong dong dipubikasikan kepada rekan – rekan yang lain, jgn hanya kalo ditanya dijawab. Dan mengenai teus reward gimana perkembangannya. terimakasih

  32. artikel baru mungkin dapat menjawab pertanyaan anda……..SP TPK KOJA telah melayangkan surat kepada Direksi KSO TPK KOja pertanggal 14 Januari 2008, kita tunggu action mereka apakah mereka gubris atau tidak…….ngomong2 mereka juga sedang meminta “UANG TANTEAM” lagi ke pemilik yang jumlahnya besaaar banget lo………oh iya koq pertanyaannya sama sih sama nuri….ade kaka ya?

  33. Iya nih kok dipotocopi ya pertanyaannya

  34. Nasi cathering kian hari kian menarik untuk di pertanyakan sistem penanganannya (TENDER) karena mutunya sekarang sangat tidak selera (apa adanya)… tolong SP TPK KOJA kawal donk untuk diberi inputan tentang menunya…. terimakasih.

  35. Yang saya tahu cathering yang baru ini sudah sepenuhnya dikawal oleh pengurus sp dan sudah survey segala dilibatkan

  36. Assalamualaikum wr.wb

    yang saya ingin tanyakan kepada semua pengurus sp sampai sejauhmana perkembangan teus reward yang semua karyawan harapkan ? beri tanggapan tentang teus reward tersebut. Terimakasih

  37. RENUNGAN KITA : Kapolda Jabar Irjen Pol. Susno Duadji,
    “Jangan Pernah setori Saya”

    Pikiran Rakyat, Edisi 10 Februari 2008

    RABU (30/1) lalu, Kapolda Jabar Irjen Pol. Drs. Susno Duadji, S.H., M.Sc.,
    mengumpulkan seluruh perwira di Satuan Lalu Lintas mulai tingkat polres hingga
    polda. Para perwira Satlantas itu datang ke Mapolda Jabar sejak pagi karena
    diperintahkan demikian. Pertemuan itu baru dimulai pukul 16.00 WIB.

    Dalam rapat itu, kapolda hanya berbicara tidak lebih dari 10 menit. Meski
    dilontarkan dengan santai, tetapi isi perintahnya “galak” dan “menyentak”.
    Saking “galaknya”, anggota Satlantas harus ditanya dua kali tentang kesiapan
    mereka menjalani perintah tersebut.

    Isi perintah itu ialah tidak ada lagi pungli di Satlantas, baik di lapangan
    (tilang) maupun di kantor (pelayanan SIM, STNK, BPKB, dan lainnya). “Tidak perlu
    ada lagi setoran-setoran. Tidak perlu ingin kaya. Dari gaji sudah cukup. Kalau
    ingin kaya jangan jadi polisi, tetapi pengusaha. Ingat, kita ini pelayan
    masyarakat. Bukan sebaliknya, malah ingin dilayani,” tutur pria kelahiran
    Pagaralam, Sumatera Selatan itu.

    Pada akhir acara, seluruh perwira Satlantas yang hadir, mulai dari pangkat AKP
    hingga Kombespol, diminta menandatangani pakta kesepakatan bersama. Isi
    kesepakatan itu pada intinya ialah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang
    tepat waktu, tepat mutu, dan tepat biaya.

    Susno memberi waktu tujuh hari bagi anggotanya untuk berbenah, menyiapkan, dan
    membersihkan diri dari pungli. “Kalau minggu depan masih ada yang nakal, saatnya
    main copot-copotan jabatan,” kata suami dari Ny. Herawati itu.

    Pernyataan Susno itu menyiratkan, selama ini ada praktik pungli di lingkungan
    kepolisian. Hasil pungli, secara terorganisasi, mengalir ke pimpinan teratas.
    Genderang perang melawan pungli yang ditabuh Susno tidak lepas dari perjalanan
    hidupnya sejak lahir hingga menjabat Wakil Kepala PPATK (Pusat Pelaporan
    Analisis dan Transaksi Keuangan). PPATK adalah sebuah lembaga yang bekerja sama
    dengan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) menggiring para koruptor ke jeruji
    besi.

    Berikut petikan wawancara wartawan “PR” Satrya Graha dan Dedy Suhaeri dengan
    pria yang telah berkeliling ke-90 negara lebih untuk belajar menguak korupsi.

    Apa yang membuat Anda begitu antusias memberantas pungli atau korupsi?

    Saya anak ke-2 dari 8 bersaudara. Ayah saya, Pak Duadji, bekerja sebagai seorang
    supir. Ibu saya, Siti Amah pedagang kecil-kecilan. Terbayang รข?Tkan betapa
    sulitnya membiayai 8 anak dengan penghasilan yang pas-pasan. Oleh karena itu,
    saat lulus SMA saya memilih ke Akpol karena gratis.

    Nah, waktu sekolah, kira-kira SMP, saya punya banyak teman. Beberapa di
    antaranya dari kalangan orang kaya, seperti anak pejabat. Sepertinya, enak
    sekali mereka ya, bisa beli ini-itu dari uang rakyat. Sejak itulah, terpatri di
    benak saya, ada yang tidak benar di negara ini dengan kemakmuran yang dimiliki
    oleh para pejabat. Maka, saya sangat bersyukur bisa berperan memberantas korupsi
    saat mengabdi di PPATK. Itulah tugas saya yang paling berkesan selama ini karena
    bisa menjebloskan menteri, mantan menteri, dan direktur BUMN, yang memakan uang
    rakyat. Ada kepuasan batin.

    Pengalaman di PPATK itukah yang membuat Anda menabuh genderang perang melawan
    pungli saat masuk ke Polda Jabar?

    Seperti itulah. Akan tetapi, harusnya diubah, bukan pungli. Kalau pungli,
    terkesan perbuatan itu ketercelaannya kecil. Yang benar adalah korupsi. Pungli
    adalah korupsi. Mengapa korupsi yang saya usung? Karena sejak zaman Majapahit
    dulu, korupsi itu salah. Apalagi, jika aparat hukum yang korup. Bagaimana kita,
    sebagai aparat hukum, bisa memberantas korupsi kalau kitanya sendiri korupsi.

    Oleh karena itu, sebagai tahap awal, saya “bersihkan” dulu di dalam, baru
    membersihkan yang di luar. Bagaimana saya mau menangkap bupati, direktur, dan
    lain-lain kalau di dalamnya belum bersih dari korupsi. Kalau aparatnya korupsi,
    tamatlah republik ini.

    Tahap awalnya biasa saja. Umumkan, lalu periksa ke atasan tertingginya, yaitu
    saya, selanjutnya keluarga saya. Setelah itu pejabat-pejabat di Polda. Baru
    kemudian ke kapolwil, kapolres, dan seterusnya.

    Kenapa harus dimulai dari saya. Karena saya pimpinan tertinggi di Polda Jabar
    ini. Ingat, memberantas korupsi bukan dimulai dari polisi yang bertugas di jalan
    raya. Kalau di pemerintah, bukan dari tukang ketik, atau petugas kecamatan yang
    melayani pembuatan akte kelahiran. Akan tetapi, dimulai dari pimpinan tertinggi
    di kantor itu.

    Artinya, saya sebagai pimpinan jangan korupsi. Bentuknya macam-macam, seperti
    mendapat setoran dari bawahan, setoran dari pengusaha-pengusaha , mengambil
    jatah bensin bawahan, atau mengambil anggaran anggota saya. Oleh karena itu,
    saya tidak akan minta duit dari dirlantas, direskrim, atau kapolwil. Tidak juga
    mengambil anggaran mereka, atau uang bensin mereka.

    Jadi, kalau di provinsi, misalnya, ada korupsi, yang salah bukan karyawannya,
    tetapi gubernurnya. Memberantasnya bagaimana? Mudah saja. Tinggal copot saja
    orang tertinggi di instansi itu.

    Untuk program “bersih-bersih” itu, kira-kira Anda punya target sampai kapan?

    Secepatnya. Ya, dua-tiga bulan. Kalau tidak segera, bagaimana kita menunjukkan
    kinerja kepada rakyat. Kita tidak perlu malu dan takut nama kita jatuh kalau
    bersih-bersih dari korupsi di dalam. Kita tidak akan jatuh merek dengan
    menangkap seorang kolonel polisi atau polisi berbintang yang korupsi. Kalau
    perlu, tulis gede-gede itu di koran.

    Dan, anggota saya yang ketahuan korupsi, akan saya pecat. Jika memang saya harus
    kehabisan anggota saya di Polda Jabar karena semuanya saya pecat gara-gara
    korupsi, kenapa tidak. Apa yang harus ditakutkan.

    Saya yakin, rakyat pasti senang kalau polisi bebas dari korupsi. Polisi itu
    bukan milik saya, tetapi milik rakyat. Saya justru merasa lebih tidak terhormat
    kalau memimpin kesatuan yang anggotanya banyak korupsi.

    Berbicara soal penanganan kasus korupsi. Betulkah mengusut kasus korupsi
    bagaikan mengurai benang kusut. Pasalnya, para penyidik tipikor Polda Jabar
    mengaku kesulitan mengungkap kasus korupsi dengan alasan perlu kajian yang
    mendalam atas bukti-bukti sehingga memakan waktu lama?

    Hahaha…. (Susno tertawa lepas). Mengusut kasus korupsi itu jauh lebih mudah
    ketimbang mengusut kasus pencurian jemuran. Mengungkap kasus pencurian jemuran
    perlu polisi yang pintar karena banyak kemungkinan pelakunya, seperti orang yang
    iseng, orang yang lewat, dan beberapa kemungkinan lainnya.

    Kalau kasus korupsi, tidak perlu polisi yang pintar-pintar amat. Misal, uang
    anggaran sebuah dinas ada yang tidak sesuai. Tinggal dicari ke mana uangnya
    lari. Orang-orang yang terlibat juga mudah ditebak. Korupsi itu paling
    melibatkan bosnya, bagian keuangan, kepala projek, dan rekanan. Itu saja. Jadi,
    kata siapa sulit? Sulit dari mananya. Tidak ada yang sulit dalam memberantas
    korupsi. Kuncinya hanya satu, kemauan yang kuat. Harus diakui, itu (memberantas
    korupsi) memang susah karena korupsi itu nikmat. Apalagi, saat memegang sebuah
    jabatan.

    Contohnya saja posisi kapolda. Siapa sih yang tidak mau jadi kapolda. Ibaratnya,
    tinggal batuk, apa yang kita inginkan langsung datang. Pertanyaannya, mau atau
    tidak terjerumus di dalamnya (korupsi). Kalau saya, jelas tidak. Itu hanya
    kenikmatan duniawi sesaat saja. Untuk apa sih duit banyak-banyak hingga tidak
    habis tujuh turunan. Gaji saya saja sekarang sudah besar. Mobil dikasih. Bensin
    gratis. Ada uang tunjangan ini-itu. Sudah lebih dari cukup. Anak-anak saya juga
    sudah kerja semua. Bahkan, gajinya lebih besar dari saya.

    Lalu, langkah apa yang akan Anda buat agar Polda Jabar giat mengungkap kasus
    korupsi?

    Seperti saya katakan tadi, bersih-bersih dulu di dalam. Jika sudah bersih di
    dalam, baru membersihkan di luar. Dan kasus korupsi akan menjadi salah satu
    target kami. Kami akan genjot pengungkapan kasus korupsi biar Jabar bergetar.

    Untuk itu, kami akan berkoordinasi dengan PPATK untuk mengusut kasus-kasus
    korupsi di Jabar yang melibatkan pejabat publik. PPATK pasti mau membantu
    asalkan anggota saya bersih dan bisa dipercaya. Kita juga bisa diberi
    kasus-kasus. Kalau tidak bersih dan tetap “bermain” bagaimana bisa dipercaya.
    Kalau orang sudah percaya sama kita, maka banyak kasus yang masuk.

    Akan tetapi, bukan karena basic saya di korupsi sehingga korupsi digenjot. Kasus
    lainnya juga dikerjakan. Dan, untuk itu harus tertib administrasi, salah satunya
    dengan membuat sistem pelaporan perkara berbasis IT yang terintegrasi dari
    polsek hingga ke polda. Untuk apa? Agar kita tahu setiap ada perkara yang masuk.

    Jadi, alangkah bodohnya seorang kapolda jika tidak mengetahui jumlah perkara di
    jajarannya. Kalau jumlahnya saja tidak tahu, bagaimana tahu isi perkaranya.
    Dalam sistem pelaporan perkara tersebut, nantinya ada klasifikasi perkara.
    Perkara mana yang porsinya polda, polwil, polres, dan polsek. Untuk polda,
    misalnya kasus teror dan korupsi. Soal lapor boleh di mana saja.

    Kita juga harus mempertanggungjawab kan hal itu ke pelapor dengan mengirim surat
    kepada pelapor bahwa kasusnya ditangani oleh penyidik ini, ini, dan ini.
    Kemajuannya dilaporkan secara berkala. Ini akan menjadi standar penilaian untuk
    penyidik. Dan kapolda mengetahui semua ini karena sistemnya ada sehingga tidak
    pabaliut. Saya paling tidak suka yang pabaliut-pabaliut. Mungkin, bagi sebagian
    orang, pabaliut itu enak karena sesuatu yang tidak tertib administrasi itu
    paling enak untuk diselewengkan. Benar tidak?

    Langkah Anda memberantas pungli dan korupsi di tubuh Polda Jabar kemungkinan
    akan memberi efek pada pengungkapan kasus dengan alasan anggaran yang minim.
    Menurut Anda?

    Kalau kita pandang minim, pasti minim terus. Kapan cukupnya. Kalau anggaran
    sudah habis, jangan dipaksakan memeras orang untuk menyidik. Mencari klien yang
    kehilangan barang di sini, memeras di tempat lain. Siapa yang suruh? Bilang saja
    sama rakyat, anggaran kita sudah habis untuk menyidik. Kita tidak perlu sok
    pahlawan.

    Perilaku memeras atau menerima setoran itu zaman jahiliah. Tidak perlu ada lagi
    anggota setor ke kasat lantas atau kasat serse, lalu kasat serse setor ke
    kapolres, dan kapolres setor ke kapolwil untuk melayani kapolda. Jangan pernah
    setori saya. Lingkaran setan itu saya putus agar tidak ada lagi sistem setoran.

    Bukan zamannya lagi seorang kapolsek, kapolres atau kapolwil bangga karena mampu
    membangun kantornya dengan megah. Dari mana duitnya kalau bukan dari setoran
    orang-orang yang takut ditangkap, seperti pengusaha judi, dan penyelundupan.
    Tidak mungkin dari gaji, wong gajinya hanya Rp 5-6 juta.

    Menurut saya, anggota yang melakukan itu hanya satu alasannya, ingin kaya. Kalau
    ingin kaya, jangan jadi polisi, tetapi jadilah pengusaha.

    Sikap Anda tersebut kemungkinan memunculkan pro dan kontra di lingkungan
    kepolisian?

    Lho, kenapa harus jadi pro dan kontra. Peraturannya sudah jelas mana yang boleh
    dilakukan dan mana yang tidak boleh. Korupsi jelas-jelas dilarang dan ancamannya
    bisa dipecat. Jadi, tidak perlu diperdebatkan. Titik.

    Bagi saya, siapa yang menjadi pemimpin harus mau mengorbankan kenikmatan dan
    kepuasan semu. Nikmat dengan pelayanan, dengan sanjungan, serta nikmat dengan
    pujian palsu. Malu dong bintang dua jalan petantang-petenteng , tetapi anak buah
    yang dipimpinnya korupsi dan memberikan pelayanan tidak sesuai dengan standar.
    Malu juga dong kita lewat seenaknya pakai nguing-nguing (pengawalan) , sementara
    rakyat macet. Itu juga korupsi.

    Polisi yang korup sama saja dengan melacurkan diri. Jadi, kalau saya korup
    dengan menerima setoran-setoran tidak jelas, apa bedanya saya dengan pelacur.
    ***

Tinggalkan Balasan ke Abdi Negara KSO Batalkan balasan